Dalam finansial, ada dua macam utang atau cicilan, yakni utang produktif dan konsumtif.
Utang produktif adalah menggunakan uang orang lain untuk membeli barang-barang yang bernilai. Misalnya, pinjaman untuk membeli tanah, sewa properti, atau karya seni.
Sementara itu, utang konsumtif adalah menggunakan uang orang lain untuk membeli barang-barang yang nilainya turun. Contohnya, pembelian menggunakan kartu kredit.
Kedua jenis utang ini tak bisa lepas dari manajemen keuangan, namun ada baiknya jika keduanya bisa berjalan seimbang agar kondisi finansial Anda tetap sehat.
Nah, untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai utang produktif dan konsumtif, mari simak penjelasan artikel berikut ini!
Pengertian Utang Produktif dan Konsumtif
Sebelum mengenal perbedaan antara dua jenis utang atau cicilan ini, alangkah baiknya Anda pahami terlebih dahulu apa pengertian utang produktif dan konsumtif.
Berikut ini penjelasannya!
Apa Itu Utang Produktif?
Bagi sebagian besar orang, topik mengenai utang atau cicilan bisa jadi merupakan pembahasan yang membingungkan.
Ada orang yang ingin tidak memiliki utang, dan ada pula orang yang sudah terlanjur terlilit utang.
Pada kenyataannya, setiap orang harus mempertimbangkan perbedaan antara utang produktif dan konsumtif (non-produktif).
Hal ini bertujuan agar kondisi finansial tetap terjaga.
Dalam dunia finansial, utang produktif adalah hutang atau cicilan yang digunakan untuk membeli aset yang terdepresiasi dari waktu ke waktu atau
Utang produktif juga bisa dikatakan sebagai utang yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas Anda sendiri.
Misalnya, jika Anda memperoleh aset properti atau menggunakan sistem cicilan, harga aset tersebut biasanya meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini tentunya sangat bagus untuk finansial Anda karena dapat membantu Anda membangun sumber kekayaan tambahan.
Contoh lain, jika Anda memperoleh pinjaman dana pendidikan untuk memperoleh gelar master, Anda dapat meningkatkan produktivitas dan potensi pendapatan Anda sendiri.
Dengan demikian, utang produktif pada akhirnya dapat membantu Anda untuk meningkatkan pendapatan atau kekayaan Anda bila digunakan dengan benar.
Utang produktif dapat didapatkan dengan cara menggadaikan barang mewah yang Anda miliki melalui lembaga gadai seperti Lesca Gadai Premier.
Kami menerima barang jaminan berupa mobil, jam tangan, dan juga perhiasan dengan nilai taksiran tinggi.
Anda bisa menghubungi kami langsung dari rumah untuk melakukan proses peminjaman.
Apa Itu Utang Konsumtif (Non-Produktif)?
Utang konsumtif atau biasa dikenal sebagai utang non-produktif sering digunakan untuk membeli barang-barang seperti mobil, furniture, atau barang lainnya.
Dalam beberapa kasus, utang pendidikan untuk mendapatkan gelar terkadang dapat dianggap sebagai utang konsumtif kecuali jika potensi pendapatan Anda secara realistis.
Minimal dapat melunasi pinjaman uang yang Anda gunakan untuk menuntaskan pendidikan Anda.
Jenis utang non-produktif dengan tingkat konsumsi yang paling tinggi adalah utang atau cicilan kartu kredit karena tingkat bunga yang sangat tinggi.
Suatu hal yang normal apabila Anda memiliki utang produktif dan konsumtif secara bersamaan.
Namun, utang yang tidak produktif harus lebih Anda pertimbangkan dengan hati-hati dan upayakan untuk dibayar kembali dalam waktu yang relatif cepat.
Dalam kasus hutang kartu kredit, suku bunga bisa sangat tinggi dan hampir tidak mungkin untuk dibayar kembali jika Anda tidak membayar melebihi pembayaran minimum.
Masalah yang umum terjadi saat orang memiliki utang konsumtif adalah seringkali terlalu memaksakan diri untuk membeli sesuatu yang benar-benar mereka inginkan hari ini.
Padahal barang tersebut belum tentu merupakan barang yang dibutuhkan.
Hal inilah yang menyebabkan utang non-produktif pada akhirnya akan merugikan Anda secara finansial di masa depan.
Lalu bagaimana dengan utang kredit pembelian mobil?
Bagi masyarakat, pinjaman 72 bulan yang ditawarkan dealer dapat menarik minat beberapa pembeli mobil.
Umumnya, dealer mobil akan mengarahkan konsumen untuk membeli mobil yang lebih mahal, mengingat bahwa mobil merupakan aset yang terdepresiasi.
Perbedaan Antara Utang Produktif dan Konsumtif
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bisa Anda ketahui bagaimana perbedaan antara utang produktif dan konsumtif dalam manajemen keuangan, berikut ini rinciannya:
Dampaknya pada Kekayaan Anda
Utang produktif bisa jadi strategi yang tepat untuk meningkatkan kekayaan Anda bila digunakan dengan tepat.
Misalnya, hanya karena Anda dapat membeli bisnis atau rumah secara tunai, bukan berarti Anda harus melakukannya.
Dengan memilih cicilan yang memiliki suku bunga paling rendah, Anda dapat menyimpan sebagian uang tunai sebagai dana tabungan darurat.
Selain itu, Anda juga mengalokasikan atau menggunakannya untuk berbagai investasi, tergantung tingkat kenyamanan Anda.
Beda halnya dengan utang konsumtif yang Anda gunakan untuk membeli barang yang mudah terdepresiasi (penurunan nilai) dan tidak menghasilkan pemasukan untuk Anda.
Dampaknya tentu merupakan kebalikan dari utang produktif yang bukannya akan menambah pemasukan, justru akan mengurangi pemasukan Anda.
Apalagi jika jumlah utang konsumtif Anda melebihi batas kemampuan finansial Anda, yang ada justru Anda akan terlilit hutang.
Alasan Pengambilan Pinjaman
Utang disebut produktif, jika pinjaman tersebut digunakan untuk proyek atau investasi yang mendatangkan pendapatan, misalnya KPR, kredit usaha, dan lain sebagainya.
Sedangkan utang disebut konsumtif atau tidak produktif, jika pinjaman tersebut dipakai untuk barang-barang yang mudah turun nilainya di masa depan.
Biasanya alasan di balik pengambilan pinjaman juga menjadi perbedaan mendasar antara dua jenis utang ini.
Alasan pengambilan pinjaman produktif umumnya untuk sesuatu yang lebih penting dan bijak karena berdampak positif bagi kesehatan finansial seseorang di masa depan.
Misalnya meminjam uang untuk modal usaha, investasi rumah, dan lain-lain yang bisa menambah pemasukan lagi.
Sementara itu, alasan pengambilan pinjaman konsumtif biasanya dikarenakan gengsi semata demi memenuhi gaya hidup atau mengikuti tren.
Penggunaan
Utang produktif umumnya digunakan untuk membeli aset produktif, yaitu aset yang akan menghasilkan keuntungan sambil membayar hutang.
Sebagai contoh, utang atau cicilan yang digunakan untuk membeli properti sewaan, peralatan untuk bisnis, atau mungkin saham yang membayar dividen.
Hal ini dianggap produktif karena berpotensi menghasilkan laba dalam jangka waktu tertentu.
Berbeda dengan utang konsumtif yang digunakan untuk membeli atau membiayai sesuatu yang tidak meningkatkan produktivitas.
Ditambah lagi jika uang tersebut dikeluarkan untuk menutupi defisit anggaran atau untuk tujuan lain yang tidak menghasilkan pendapatan apa pun di masa depan.
Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memiliki rencana anggaran agar penggunaan uang untuk keperluan pinjaman produktif dan konsumtif sesuai dengan kemampuan budget.
Buatlah alokasi dana dan sesuaikan dengan pemasukan bulanan Anda untuk setiap pengeluaran.
Dengan begitu Anda tidak perlu sampai terbebani jika memiliki utang yang bersifat konsumtif.
Apabila dirasa barang tersebut tidak terlalu penting, maka alangkah baiknya jika Anda tidak berhutang secara konsumtif untuk memenuhi gengsi Anda.
Bagaimanapun kondisi finansial Anda, sebaiknya pertimbangkan penggunaan alokasi pinjaman Anda dengan bijak supaya kondisi keuangan Anda tetap stabil.
Nah, demikianlah artikel terkait utang produktif dan konsumtif yang wajib Anda ketahui untuk manajemen keuangan yang lebih baik lagi.
Perlu Anda ketahui bahwa semakin besar utang atau cicilan yang Anda miliki, maka semakin besar pula risikonya terhadap kekayaan yang Anda punya.